Lipid adalah
senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air
(hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang
dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid.
Trigliserida
merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam lemak
menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid
yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk
dan keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak
merupakan bahan untuk konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk
pembakaran langsung untuk menghasilkan energi.
Asam lemak dapat
berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa yang diubah
oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95%
lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan
trigliserida dari asam lemak dalam diet (eksogenus), dan diantarkan ke aliran
darah sebagai kilomikron (droplet lemak kecil yang diselubungi protein), yang
memberikan tampilan seperti susu atau krim pada serum setelah mengkonsumsi
makanan yang tinggi kandungan lemaknya.
Kolesterol
berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol
dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan sebaginya
terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis
oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang
terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke
sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang
diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk
bebas.
Kolesterol
disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran sel, dan
otot.
Sebagian besar
kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil koenzim A melalui
betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam struktur dinding
sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh
untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk pencernaan lemak dan
untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen, androgen) oleh
kalenjar adrenal, ovarium, dan testis.
Fosfolipid,
lesitin, sfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada membrane sel
dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan permukaan cairan (misal
aktifitas surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan
usus, serta dalam jumlah kecil sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam
darah dapat ikut serta dalam metabolisme sel dan juga dalam koagulasi darah.
Karena lipid
tidak dapat larut dalam air, maka itu memerlukan suatu ‘pengangkut’ agar bisa
masuk dalam sirkulasi darah. Pengangkut itu adalah suatu protein yang dinamakan
lipoprotein. Lipoprotein dalam sirkulasi terdiri dari partikel berbagai ukuran
yang juga mengandung kolesterol, trigliserida, fosfolipid, protein dalam jumlah
berbeda sehingga masing-masing lipoprotein memiliki karakteristik densitas yang
berbeda. Lipoprotein terbesar dan paling rendah densitasnya adalah kilomikron,
diikuti oleh lipoprotein densitas sangat rendah (very low density lipoprotein,
VLDL), lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein, LDL), lipoprotein
densitas sedang (intermediate density lipoprotein, IDL), dan lipoprotein
densitas tinggi (high density lipoprotein, HDL).
Sebagian besar
trigliserida pada plasma tidak dalam keadaan puasa terdapat dalam bentuk kilomikron,
sedangkan pada sampel plasma puasa, trigliserida terutama terdapat dalam bentuk
VLDL. Sebagian kolesterol plasma terkandung dalam LDL. Sebagian kecil (15-25%)
kolesterol berada dalam HDL.
Jalur eksogen
atau makanan pengangkutan lemak melibatkan penyerapan trigliserida dan
kolesterol melalui usus, disertai pembentukan dan pembebasan kilomikron ke
dalam limfe dank e aliran darah melalui duktur torasikus. Kilomikron
membebaskan trigliserida ke jaringan adiposa sewaktu beredar dalam sirkulasi.
Selain itu, juga mengaktifkan lipoprotein lipase yang dapat melepaskan asam
lemak bebas dari trigliserida sehingga ukuran kilomikron berkurang menjadi sisa
yang akhirnya diserap oleh hati. Asam-asam lemak yang dikeluarkan pada
gilirannya diserap oleh sel otot dan adiposa.
VLDL terutama
dibentuk oleh sel hati, sebagian oleh usus. VLDL terutama terdiri dari
trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. Ia bertugas
membawa kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk disimpan
sebagai cadangan energi.
LDL berasal dari
katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam plasma darah ke jaringan
perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL mengandung 45% kolesterol. LDL ini
mudah sekali menempel pada dinding pembuluh koroner sehingga menimbulkan kerak
kolesterol (plak). Itu sebabnya LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat”.
HDL dibentuk
oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di jaringan
tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke dalam
empedu. Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila HDL rendah,
maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri.
Pengukuran Lipid
Penetapan lipid
biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga menggunakan plasma EDTA atau
plasma heparin. Baik serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel
darah dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es supaya
distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat mengubah
proporsi lipoprotein. Sampel darah harus diperoleh setelah klien berpuasa 10 –
12 jam sebelum pengambilan.
Pengukuran lipid
serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, kolesterol
HDL, dan kolesterol LDL. Pengukuran lipid dapat dilakukan dengan metode kimiawi
kolorimetrik.
Pengukuran
kolesterol total dapat menggunakan enzim kolesterol oksidase. Trigliserida
diukur melalui pengeluaran asam lemak secara hidrolisis diikuti oleh
kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Pengukuran kolesterol HDL menggunakan
pengendapan semua lipoprotein selain HDL, kemudian kolesterol HDL yang tersisa
dalam larutan diukur. Sedangkan kolesterol LDL diukur dari pengukuran
trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol HDL dengan pendekatan Friedewald
sebagai berikut :
Kolesterol LDL =
Kolesterol total – kolesterol HDL – (trigliserida/5)
Kalkulasi ini
masih sahih untuk kadar trigliserida sampai sekitar 400 mg/dL.
Sekarang
pengukuran kolesterol LDL dapat dilakukan langsung dengan tehnik
imunopresipitasi selektif fraksi lipoprotein lain.
Nilai Rujukan
Trigliserida
DEWASA : Usia
12-29 tahun : 10 – 140 mg/dl. Usia 30 – 39 tahun : 20 – 150 mg/dl. Usia 40-49
tahun : 30 – 160 mg/dl. Usia > 50 tahun : 40 – 190 mg/dl.
ANAK : Bayi : 5
– 40 mg/dl. Usia 5-11 tahun : 10 – 135 mg/dl.
Kolesterol total
DEWASA. Nilai
ideal : < style="font-style: italic;">Risiko sedang : 200 – 240
mg/dl. Risiko tinggi : > 240 mg/dl. Kehamilan : kadar berisiko tinggi,
tetapi akan kembali normal seperti sebelum kehamilan 1 bulan setelah kelahiran.
ANAK. Bayi : 90
– 130 mg/dl. Anak usia 2 – 19 tahun : nilai ideal 130 – 170 mg/dl, risiko
sedang 171 – 184 mg/dl, risiko tinggi > 185 mg/dl.
Kolesterol HDL
Usia 20-24 tahun
: 30 – 79 mg/dl. Usia 25-29 tahun : 31 – 83 mg/dl. Usia 30-34 tahun : 28 – 77
mg/dl. Usia 35-39 tahun : 36 – 62 mg/dl. Usia 40-44 tahun : 34 – 67 mg/dl. Usia
45-49 tahun : 30 – 87 mg/dl. Usia 50-54 tahun : 28 – 92 mg/dl.
Kolesterol LDL
Yang dianjurkan
: Risiko sedang : 130 – 159 mg/dl. Risiko tinggi : >= 160 mg/dl.
Sedangkan
menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) tahun 2004, kadar lipid
serum yang dianggap optimal dan yang abnormal dapat dilihat pada tabel berikut
:
Masalah Klinis
Peningkatan
kadar lemak darah dapat menimbulkan risiko penyakit arteri koronaria atau
penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia)
menyebabkan penumpukan kerak lemak di arteri koroner (arteriosklerosis) dan
risiko penyakit jantung (infark miokardial). Kadar kolesterol serum tinggi
dapat berhubungan dengan kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier,
dan/atau asupan diet. Peningkatan trigliserid dalam waktu yang lama akan
menjadi gajih di bawah kulit dan menyebabkan obesitas. Gajih yang berlebih akan
diubah juga menjadi kolesterol LDL. Kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol
HDL yang rendah merupakan risiko penyakit aterosklerosis. Sebaliknya,
kolesterol LDL yang rendah dan kolesterol HDL tinggi dapat menurunkan risiko
penyakit arteri koronaria.
Peningkatan
kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infak miokardial (MCI) akut,
aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, hiperlipoproteinemia tipe II, III
dan V, diet tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada :
hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis
infeksiosa, DM yang tidak terkontrol, sindrom nefrotik, pankreatektomi,
kehamilan trimester III, periode stress berat. Pengaruh obat : aspirin,
kostikosteroid, steroid (agens anabolic dan androgen), kontrasepsi oral,
epinefrin dan norepinefrin, bromide, fenotiazin (klorpromazin [Thorazine],
trifluoperazin [Stelazine]), Vitamin A dan D, sulfonamide, fenitoin (Dilantin)
Peningkatan
kadar trigliserida dapat dijumpai pada : hiperlipoproteinemia, infark
miokardial akut, hipertensi, thrombosis serebral, arteriosklerosis, diet tinggi
karbohidrat. Juga dapat dijumpai pada : hipotiroidisme, sindrom nefrotik,
sirosis Laennec atau alkoholik, DM tak terkontrol, pancreatitis, sindrom Down,
stress, kehamilan. Pengaruh obat : Estrogen, kontrasepsi oral.
Peningkatan
lemak darah umumnya dipengaruhi oleh faktor makanan. Konsumsi makanan tinggi
kalori dalam jangka waktu lama terutama yang banyak mengandung lemak,
menyebabkan peningkatan persisten trigliserida yang terutama berada dalam
partikel VLDL. Asupan karbohidrat yang tinggi menyebabkan peningkatan cepat
trigliserida dan VLDL. Kolesterol dalam makanan meningkatkan kandungan
kolesterol LDL, demikian juga asupan asam lemak jenuh melalui makanan; konsumsi
asam lemak tak jenuh mungkin menurunkan kolesterol total. Alkohol meningkatkan
konsentrasi trigliserida, terutama mempengaruhi VLDL dan kadang-kadang
kilomikron.
Faktor yang
dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
- Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar kolesterol serum,
- Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum,
- Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,
- Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum meningkat,
- Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar trigliserida serum.
sumber : labkesehatan.blogspot.co.id
0 Response to "Pemeriksaan Lipid"
Posting Komentar