Badan keton
terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam
β-hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan
untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme
karbohidrat (mis. diabetes mellitus yang tidak terkontrol), kurangnya asupan
karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak – rendah
karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau
gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk
dibakar.
Peningkatan
kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga dapat menghabiskan
cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis.
Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50
mg/dl.
Keton
memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin. Namun,
kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum, kemudian baru
urin. Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda keton yang
dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.
Prosedur
Kumpulkan
spesimen urine secara acak (urin random atau urin sewaktu). Urin harus segar
dan ditampung dalam wadah tertutup rapat. Pengujian harus segera dilakukan,
karena penundaan pengujian lebih lama dapat menyebabkan temuan negatif palsu.
Hal ini dikarenakan keton mudah menguap. Uji ketonuria dapat dilakukan dengan
menggunakan tablet Acetest, atau strip reagen (dipstick) Ketostix atau strip
reagen multitest (mis. Combur, Multistix, Arkray, dsb).
Uji ketonuria
dengan tablet Acetest digunakan untuk mendeteksi dua keton utama, yaitu aseton
dan asam asetoasetat. Letakkan tablet Acetest di atas kertas saring atau
tissue, lalu teteskan urin segar di atas tablet tersebut. Tunggu selama 30
detik. Amati perubahan warna yang terjadi pada tablet tersebut; jika berubah
warna menjadi berwarna lembayung terang – gelap, maka uji keton dinyatakan
positif.
Uji
ketonuria dengan strip reagen (Ketostix atau strip reagen multitest) lebih
sensitif terhadap asam asetoasetat daripada aseton. Celupkan strip reagen ke
dalam urin. Tunggu selam 15 detik, lalu amati perubahan warna yang terjadi.
Bandingkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis
lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.
Nilai
Rujukan
Dewasa dan
anak : uji keton negatif (kurang dari15 mg/dl)
Masalah
Klinis
Uji keton
positif dapat dijumpai pada : Asidosis diabetic (ketoasidosis), kelaparan atau
malnutrisi, diet rendah karbohidrat, berpuasa, muntah yang berat, pingsan
akibat panas, kematian janin. Pengaruh obat : asam askorbat, senyawa levodopa,
insulin, isopropil alkohol, paraldehida, piridium, zat warna yang digunakan
untuk berbagai uji (bromsulfoftalein dan fenosulfonftalein).
Faktor yang
Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium
- Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif palsu.
- Obat tertentu (Lihat pengaruh obat)
- Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hasil uji negaif palsu
- Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam asetoasetat
- Anak penderita diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada penderita dewasa.
sumber : labkesehatan.blogspot.co.id/
0 Response to "Badan Keton (Urin)"
Posting Komentar