Kampuskesehatan.com - Bayi Sungsang
merupakan salah satu kondisi janin dalam kandungan yang banyak dikhawatirkan
oleh ibu hamil. Memang akibat dari bayi sungsang bisa bermacam-macam, termasuk
kesulitan dalam persalinan yang normal. Namun Ibu-ibu Jangan keburu panik dulu,
karena walaupun letaknya sungsang, ternyata masih bisa dikembalikan ke posisi
yang normal.
Bayi sungsang
(mal presentasi) merupakan suatu kelainan letak bayi, yaitu posisi kepala di
atas dan posisi bokong di bawah. Sebetulnya sampai bayi berusia 34 minggu,
letak bayi masih bebas. Artinya, letak kepala bisa di atas atau di bawah.
Bayi sungsang
terjadi karena pada awal kehamilan, karena berat janin relatif lebih rendah
dibandingkan dengan rahim. Akibatnya, janin masih bisa bebas bergerak. Nah,
menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga
tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada
satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.
Penyebab bayi
sungsang
Letak bayi yang
salah itulah yang dapat menimbulkan masalah saat ibu menjalani persalinan. Berbeda dengan proses
kelahiran yang normal, pada persalinan bayi sungsang itu dibatasi waktu. Begitu
badan bayi sudah keluar, kepalanya harus segera dikeluarkan 4 menit kemudian.
Ini perlu, dan harus dilakukan demi
keselamatan bayi. Sebab, jika terlalu lama, bayi bisa kekurangan oksigen dan
dapat menimbulkan kematian.
Tapi mengapa
bayi bisa sungsang? Penyebabnya ada dua, yaitu faktor janin dan faktor ibu
sendiri. Dari segi faktor janin, kemungkinan karena ukuran bayi yang masih
lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas
berputar, baik ke atas maupun ke bawah.
Di Indonesia,
bila berat bayi di bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada
kemungkinan akan menjadi sungsang.
Sebaliknya, bila
si bayi terlalu besar dan posisi kepala masih di atas. Pada saat kepala akan
melewati panggul menuju posisi bayi yang normal, akhirnya terpental kembali
karena ruangan panggul ibu yang terlalu sempit,
sehingga kepala bayi sulit akan berputar ke arah bawah.
Pada kasus bayi
kembar, kemungkinan sungsang akan menjadi lebih besar, karena janin yang
kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu
susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, posisi salah satu
janinnya sungsang.
Sedangkan faktor
ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang
terlalu banyak, adanya tumor, plasenta di bawah, dan lainnya.
Jenis-jenis Bayi
Sungsang
Bayi sungsang
pun ada jenis-jenisnya, dan ini bisa dikaitkan dengan posisi kaki bayi. Ada 3
jenis bayi sungsang, yaitu:
#1.Frank
Breech/Letak Bokong
Letak bokong
dengan kedua tungkai kaki terangkat ke atas, kadang kaki sampai menyentuh
telinga.
#2.Complete
Breech/Letak Sungsang Sempurna
Letak bokong di
mana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong kaki sempurna/lipat
kejang). Seakan posisi bayi dalam posisi jongkok ,
dengan bokong di atas mulut rahim, dan lutut terangkat ke perut.
#3.Incomplete
Breech/Singel Footling Breech
Bila satu kaki
di atas dan kaki yang lainnya di bawah, dalam dunia kedokteran disebut dengan
presentasi bokong kaki. Tetapi, kasus letak sungsang jenis ini jarang ditemui.
Cara Mendeteksi
Bayi Sungsang
Letak janin yang
sungsang sudah dapat diketahui pada saat usia kehamilan sudah tua. Caranya
dengan perabaan luar melalui perut, dan cara ini biasanya dilakukan oleh dokter
atau bidan. Nah, bayi akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan
besar berada di kutub atas. Karena seperti kita tahu, kepala merupakan bagian
terbesar dan terkeras dari janin.
Cara lain untuk
mengetahui bayi sungsang adalah melalui pemeriksaan “bagian dalam dengan
menggunakan jari”. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan.
Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya
sungsang. Cara lain yang lebih mudah adalah dengan dilakukan ultrasonografi (USG).
Upaya untuk
mengatasi bayi sungsang/membalikan posisi bayi sungsang menjadi normal
Biasanya para
ibu yang janinnya sungsang dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud, dengan
posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Bila posisi ini dilakukan dengan
baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi
normal.Cara ini bisa dilakukan ibu sebanyak 2 kali saja dalam sehari, dengan
waktu rata-rata 15 menit.
Kemungkinannya
kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini
tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar
kembali ke posisi normal.
Usaha lain yang
dapat dilakukan oleh dokter untuk mengubah letak janin sungsang menjadi normal
adalah dengan menggunakan cara versi luar (externalcephalic versin/ECV). Sesuai
dengan namanya, versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin sungsang dari
luar tubuh ibunya.
Tindakan seperti
ini akan segera dihentikan bila ibu merasa sakit. Penghentian dilakukan karena
kemungkinan otot rahim sensitif sehingga sewaktu diraba-raba terjadi kontraksi
dan kejang. Bisa juga karena secara tak sengaja tindakan tersebut melepas
plasenta. Tak heran, versi luar tidak bisa dilakukan bila letak plasenta ada di
bawah, sebab bayi tidak mungkin bisa
diputar kembali ke posisi normal.
Cara
pengembalian posisi bayi sungsang Versi luar sebaiknya dilakukan setelah
kehamilan memasuki usia 34 minggu. Namun saat ini versi luar jarang sekali
dilakukan, karena selain bisa membuat ibu merasa sakit , atau / dan bila
dilakukan secara paksa, cara seperti ini besar kemungkinan mengakibatkan tali
pusat bayi tertekan dan plasenta terganggu. Sehingga akan memberi dampak buruk
pada bayi dan juga mengakibatkan kematian pada bayi. Bukan tidak mungkin bayi
akan kekurangan suplai oksigen ke otaknya.
Kondisi gawat
bisa terjadi apabila cairan amnion/ketuban pecah. Sebab, begitu pecah tidak ada
satu bagian dari janin sungsang yang bisa menyumbat jalan lahirnya. Pada bayi
normal, bila ketuban pecah, jalan keluar air ketuban tersebut masih dapat
tertutup dengan kepala bayi yang langsung turun. Sedangkan pada bayi sungsang,
di antara kedua kaki terdapat celah, sehingga air ketuban itu keluar sedikit
demi sedikit dan lama-lama habis.
Padahal, makin
sedikit air ketuban, makin dekat hubungan antara otot dinding rahim dengan
janin. Jadi, ada kemungkinan janin terjepit otot rahim ibu. Kepala janin yang
besar dicengkeram oleh otot rahim dan akan mempersulit persalinan. Kemudian,
karena tali pusat berada di bagian depan tubuh bayi maka pada saat air ketuban
itu keluar kadang-kadang bisa membawa sebagian tali pusat itu keluar ke mulut
rahim. Lalu tali pusat yang keluar itu terjepit sehingga suplai makanan dan
suplai oksigen untuk janin akan berkurang dan dapat mengakibatkan janin
meninggal.
Cara kelahiran
Bayi sungsang
Kendati letak
bayi sungsang, persalinan pervaginam masih tetap bisa dilakukan. Yang
jelas, persalinan bayi sungsang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Pertama, ukuran
bayi. Bila berat bayi di atas 3,5 kg, dokter akan cenderung memilih operasi
caesar. Cara ini dipilih untuk menghindari cedera pada otot leher bayi yang
mungkin saja tersangkut dan tertarik saat persalinan normal.
Kedua, urutan
kelahiran. Jika sungsang terjadi pada anak pertama, persalinan akan disarankan
melalui operasi caesar. Karena panggul ibu yang belum pernah melahirkan, tidak
bisa dicoba-coba untuk melahirkan dengan cara normal, karena dapat mengakibatkan cedera.
Ketiga, posisi
kepala janin. Pada janin normal, posisi kepala yang baik yaitu menunduk seperti
menghadap ke bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi kepala janin seperti posisi
militer, yaitu tegak menghadap ke depan
(layaknya prajurit siap siaga). Pada janin sungsang, bila dipaksakan keluar
dapat mematahkan tulang punggung yang paling atas dan dapat mengakibatkan
radang otak. Sebab itulah sebaiknya persalinan pun dilakukan dengan jalan bedah
caesar.
Persalinan
pervaginam bisa dilakukan bila tidak terdapat faktor-faktor yang telah
disebutkan di atas. Misalnya bila bayinya kecil, panggul luas, bayi tidak
terlilit usus.
Sumber: babyorchestra.wordpress.com
0 Response to "Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Sungsang"
Posting Komentar